Pancasila sebagai filsafat hidup orang Indonesia harus dimaknai secara mendalam dengan mengimplementasikan nilai-nilai luhur, seperti keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, visi kemanusiaan yang adil dan beradab, cita-cita kesatuan hidup berbangsa, penegakan hak dan kewajiban setiap warga Negara untuk berpartisi aktif dalam hidup berbangsa, dan perjuangan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Hijriana, 2020; Siswoyo, 2013).
Bila ditinjau dari pengertian di atas, tidak berlebihan bila Pancasila dimaknai sebagai visi dan perspektif pendidikan humanis-religius, yakni pentingnya menekankan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan di dalam masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya.
Nilai kemanusiaan ini tidak terlepas dari dialog gotong-royong yang menjadi ruang implementasi aktivitas manusiawi yang mengaktualisasikan potensi kognitif, spiritual, afektif, sosial, dan moral yang terarah pada pelestarian kesatuan bangsa dalam kebhinekaan.
Baca Juga: Terpanjang se-Asia Tenggara, Ini Pesona Gua Lowo Trenggalek
Lebih lanjut, Pendidikan Pancasila harus bertujuan untuk membentuk kemampuan berperilaku seseorang untuk:
- Mampu mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan hati nuraninya demi kemajuan bangsa.
- Mampu mengenali masalah hidup bersama dan menemukan cara-cara pemecahannya.
- Mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus seni.
- Mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia (Kaelan, 2016).
Baca Juga: Kabar Gembira. KUR BRI 2023 Sudah Dibuka, Begini Syarat dan Ketentuannya
Melalui pendidikan yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan generasi muda bangsa Indonesia mampu mengembangkan life skill untuk kemajuan bangsa yang memiliki rasa tanggung jawab, pemecahan masalah, hingga tingkat analisis yang tajam terhadap masalah-masalah, sehingga pendidikan dalam bingkai nilai-nilai filsafat Pancasila dapat membentuk karakter dan keterampilan pribadi yang unggul, karakter akademis yang rasional dan kolaboratif, karakter religius yang menyatukan keragaman, karakter sosial yang empatik dan bersaudara (Sulianti, 2018).
Kendati demikian, satu hal yang harus digarisbawahi dari semua itu adalah, proses sekaligus praktik Pancasila di dalam masyarakat harus dilakukan secara berkelanjutan di tengah deru perkembangan zaman yang mulai tak karuan. Hal ini sebagai langkah untuk menguatkan identitas bangsa sekaligus memberi penegasan terhadap kontribusi bangsa di dalam sebuah relasi dengan bangsa-bangsa lain.***
Artikel Terkait
Belum Banyak yang Tahu, Ternyata Ini. Fungsi Kerikil di Rel Kerata Api
Segudang Manfaat Pohon Kelapa Bagi Kehidupan kita
Segudang Manfaat Pohon Kelapa Bagi Kehidupan kita
Wujudkan Lulusan Siap Kerja, SMKN 1 Rejotangan Gandeng Jasa Ekspedisi Untuk Implementasi Tefa
Waspada Jajanan Tinggi Gula, SMAN 1 Bandung Gencarkan Edukasi Gizi Untuk Siswa